TRABASNEWS – Kepala Desa Gunung Menyan, Wiwin Komalasari, menjadi viral setelah sebuah video yang diunggah di akun TikTok pribadinya mendapatkan perhatian luas. Dalam video tersebut, Wiwin tampak sedang bercanda bersama rekan-rekannya sesama kepala desa, sambil membawa nasi kotak yang diterimanya dari acara pelantikan Bupati Bogor, Rudy Susmanto dan Jaro Ade.
Wiwin menyebut nasi kotak tersebut dengan istilah “jomet,” sebuah kata dalam bahasa Sunda yang merujuk pada bingkisan makanan yang dibagikan setelah acara. Ia juga mengatakan bahwa dirinya merasa “geli” membawa nasi kotak tersebut, yang dinilai oleh sebagian warganet sebagai perilaku yang tidak sopan dan merendahkan acara tersebut.
Video tersebut langsung viral dan menuai kritik dari banyak pihak. Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi, atau yang akrab disapa Jaro Ade, merespons dengan segera menindaklanjuti kejadian ini. Jaro Ade menginstruksikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat, untuk melakukan pembinaan terhadap Wiwin. Jaro juga menekankan pentingnya pembinaan kepada kepala desa lainnya agar kejadian serupa tidak terulang.
“Para camat harus terus mengawasi dan membina kepala desa agar tidak ada lagi yang bertindak di luar batas, baik di media sosial maupun dalam situasi lainnya,” ujar Jaro pada Senin (24/2).
Wiwin, yang mendapat kritik tajam, kemudian mengunggah video klarifikasi di akun TikTok-nya pada 24 Februari. Dalam klarifikasinya, Wiwin menegaskan bahwa niatnya bukan untuk meremehkan nasi kotak tersebut. Ia menjelaskan bahwa kata “geli” yang ia ucapkan bukan berarti jijik, melainkan sebagai ekspresi kegembiraan.
“Kami hanya bercanda, tidak ada niatan buruk. Makanan tersebut memang dibagikan untuk dibawa pulang, dan kami menikmatinya bersama di parkiran,” kata Wiwin.
Ia juga mengklarifikasi bahwa istilah “jomet” adalah kependekan dari “kejo saeumet,” yang berarti bingkisan nasi dalam bahasa Sunda. Meskipun demikian, Wiwin menyampaikan permintaan maaf kepada siapa saja yang merasa tersinggung dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam berkomunikasi ke depannya.
“Saya sangat menghargai setiap masukan dan kritik. Ke depan, saya akan lebih memperhatikan cara berbicara agar tidak menimbulkan kesalahpahaman,” tambah Wiwin.
Insiden ini mengingatkan kembali pentingnya sikap dan komunikasi yang bijak dari pejabat publik, khususnya dalam interaksi di media sosial, demi menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat.
Berbagai sumber