TRABASNEWS – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi baru-baru ini mendapat sorotan setelah mengomentari peristiwa teror yang diterima wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana, alias Cica. Teror tersebut berupa kiriman kepala babi tanpa telinga yang dinilai sebagai ancaman terhadap kebebasan pers.
Polemik ini bermula ketika Cica menerima kiriman kepala babi tersebut. Sebagai bagian dari tim jurnalisme investigatif Bocor Alus Politik di Tempo, Cica melaporkan kejadian ini sebagai ancaman yang mencerminkan upaya menekan kebebasan pers. Laporan ini menarik perhatian berbagai pihak, yang mengutuk tindakan tersebut sebagai upaya intimidasi terhadap media.
Setelah kejadian tersebut, wartawan meminta tanggapan dari pihak istana, yang kemudian disampaikan oleh Hasan Nasbi. Dalam konferensi pers pada Jumat (21/3), Hasan memberikan tanggapan yang kontroversial dengan mengatakan, “Sudah dimasak saja, sudah dimasak saja,” sebagai respons terhadap kiriman kepala babi tersebut.
Pernyataan Hasan langsung menuai kritik dari berbagai kalangan. Aktivis Al Araf meminta agar Presiden Prabowo Subianto meninjau ulang posisi Hasan di istana, karena dianggap merendahkan pers dan tidak menunjukkan sikap serius terhadap ancaman terhadap wartawan.
Pada Sabtu (22/3), Hasan akhirnya memberikan klarifikasi atas ucapannya yang memicu kontroversi tersebut. Dalam klarifikasinya, Hasan menyatakan bahwa pernyataan tersebut berasal dari cuitan Cica di media sosial. “Padahal kan saya mengutip dari X-nya Francisca, wartawati yang dikirimi kepala babi itu. Saya tuh sebenarnya jarang sepakat sama Tempo lho, ya tapi saya setuju dengan cara Francisca merespons itu,” ujar Hasan.
Hasan menjelaskan bahwa ide untuk “memasak” kepala babi sebenarnya merupakan tanggapan terhadap cara Cica yang merespons teror tersebut dengan santai dan tanpa ketakutan. Menurutnya, teror tersebut adalah cara kuno, dan dengan memasak kepala babi, Cica menunjukkan ketidakhadiran rasa takut dan merendahkan si peneror.
“Dan kalau saya ya karena saya tahu dari X-nya dia makan daging babi, saya bilang kalau dikirim gitu cara melecehkan peneror yang lebih paripurna lagi ya dimasak,” ungkap Hasan, menegaskan bahwa ucapannya tidak dimaksudkan untuk merendahkan profesi jurnalis, tetapi lebih pada menanggapi cara yang lebih tegas terhadap teror.
Dengan klarifikasi ini, Hasan berharap polemik tersebut bisa diselesaikan dan masyarakat memahami bahwa pernyataannya bukan bermaksud meremehkan pers, melainkan sebuah cara untuk merespons tindakan kekerasan terhadap jurnalis dengan sikap yang lebih santai.
Sumber: CNN Indonesia