TRABASNEWS – Wakil Bupati Deli Serdang, Lom Lom Suwondo, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka setelah pernyataannya yang menyebut Deli Serdang sebagai “Kabupaten Nahdliyin” menuai kontroversi. Ungkapan itu sempat terekam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial dan memicu tanggapan dari berbagai pihak, termasuk organisasi Al-Washliyah.
Permintaan maaf tersebut disampaikan Lom Lom melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram resmi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada Kamis (29/5/2025). Ia menegaskan tidak memiliki niat untuk menyinggung kelompok mana pun, termasuk memunculkan kesan adu domba antar organisasi keagamaan.
“Saya tidak pernah berniat untuk mengaitkan istilah Kabupaten Nahdliyin dengan pihak mana pun secara spesifik. Ucapan itu murni dari pemahaman saya tentang makna kata ‘Nahdliyin’ dan ‘Nahda’ yang saya pelajari sebagai bentuk cinta damai dan semangat kebangkitan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dalam pandangannya, istilah tersebut berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti positif seperti cinta, kedamaian, dan kebangkitan kesejahteraan. Oleh karena itu, menurutnya, Deli Serdang disebut sebagai “kabupaten yang cinta damai”.
Meski begitu, politisi dari Partai Gerindra ini menyadari bahwa ucapannya bisa menimbulkan penafsiran yang beragam di tengah masyarakat. “Jika ada pihak yang merasa tersinggung, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Tidak ada maksud menyudutkan ataupun membandingkan organisasi keagamaan manapun,” ucap Lom Lom.
Sebelumnya, pernyataan kontroversial tersebut terlontar saat Lom Lom menghadapi unjuk rasa dari massa Al-Washliyah di depan Kantor Bupati Deli Serdang pada Senin (26/5). Aksi itu dipicu oleh sengketa bangunan milik Pemkab yang berdiri di atas lahan milik organisasi tersebut.
Dalam video yang beredar, Lom Lom terdengar menyebut, “Ini adalah Kabupaten Nahdliyin, saudara-saudara. Kalau saudara adalah Al-Washliyah, silakan baca, ini Kabupaten Nahdliyin.” Pernyataan ini disampaikan saat merespons massa aksi yang mulai bersikap tidak tertib.
Lom Lom kemudian menegaskan bahwa komentarnya muncul karena situasi saat itu cukup panas, bahkan ada aksi pelemparan dan kerusakan pagar. “Mereka datang dalam keadaan tidak tertib. Saya hanya mengingatkan bahwa Deli Serdang menjunjung nilai moralitas,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Namun, pernyataan itu menuai kecaman. Ketua Ikatan Sarjana Al-Washliyah Sumatera Utara, Abdul Thaib Siahaan, menilai justru pernyataan Lom Lom-lah yang memicu emosi massa. Ia menyebut bahwa aksi awalnya berlangsung damai, namun memanas setelah ucapan Wakil Bupati dan sejumlah ASN dinilai memancing keributan.
“Kericuhan terjadi karena massa merasa terpancing. Bahkan ada botol minuman plastik dilemparkan ke arah Wakil Bupati dan para ASN,” ungkap Abdul.
Hingga kini, peristiwa tersebut masih menjadi sorotan publik dan menyisakan diskusi mengenai pentingnya kehati-hatian dalam menyampaikan pernyataan di ruang publik, terlebih dalam suasana yang sensitif.
Sumber: Detik