TRABASNEWS – Sebuah video viral di media sosial menunjukkan ketegasan rombongan prajurit TNI terhadap sekelompok massa organisasi masyarakat (ormas) yang melakukan konvoi motor secara ugal-ugalan di jalan raya. Insiden tersebut terjadi di wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @infokomando.official, tampak sejumlah anggota TNI dari Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista (WP) yang sedang melintas menggunakan truk militer. Saat mendapati rombongan ormas GPK menggeber motor dengan knalpot bising hingga menimbulkan kepulan asap dan kebisingan, para prajurit spontan melompat turun dari truk.
Tindakan tegas pun dilakukan. Para prajurit menghampiri satu per satu pengendara yang terlibat konvoi dan memberikan teguran keras atas aksi yang dinilai mengganggu ketertiban umum dan mencemari lingkungan.
Konvoi motor yang dilakukan ormas tersebut tidak hanya menyebabkan kemacetan, tetapi juga memicu keresahan warga yang terganggu oleh suara knalpot dan asap kendaraan. Warganet pun ramai-ramai memberikan dukungan terhadap langkah tegas yang diambil oleh prajurit TNI.
“Sudah sering terjadi, tapi baru sekarang ada yang benar-benar bertindak. Salut untuk TNI,” tulis salah satu netizen.
Namun, dalam video lain yang beredar, terlihat salah satu peserta konvoi menyebut bahwa rekan-rekannya sempat mendapat perlakuan keras, bahkan disebut ditendang oleh anggota TNI. Ia meminta barisan konvoi di depan untuk kembali ke lokasi kejadian dan membantu rekan mereka yang disebut mengalami luka ringan.
Belum ada keterangan resmi dari pihak TNI terkait tindakan lanjutan terhadap kejadian ini. Namun, video tersebut menuai respons luas dari publik yang umumnya mengapresiasi sikap tegas aparat dalam menjaga ketertiban jalan raya.
Yonif Mekanis 403/WP sendiri berada di bawah naungan Korem 072/Pamungkas, Kodam IV/Diponegoro, dan bermarkas di kawasan Jalan Kaliurang Km 6,5, Sleman.
Banyak warganet berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi ormas-ormas lain agar lebih tertib dan tidak arogan di jalan raya.
Sumber: Merdeka