TRABASNEWS – Pasukan TNI berhasil menindak tegas tiga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam operasi di Kampung Tigilobak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Kamis (31/7). Operasi tersebut menewaskan tiga orang, termasuk Ado Wanimbo dan Meni Wakerwa alias Jumadon Waker, sementara satu lainnya masih dalam proses identifikasi.
Ado Wanimbo diketahui menjabat sebagai Komandan Wilayah (Danwil) Ugimba Kodap VIII Kemabu dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polres Mimika sejak April 2018. Ketiganya diduga kuat terlibat dalam berbagai aksi kekerasan di wilayah tersebut.
Menurut keterangan resmi dari Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, kontak senjata terjadi ketika kelompok separatis memberikan perlawanan saat penyergapan. TNI pun mengambil tindakan sesuai prosedur dan hukum yang berlaku.
Dari lokasi kejadian, aparat menemukan sejumlah barang bukti, termasuk satu pucuk senjata SS2-V4 bernomor BF.CS 024739 yang sempat hilang pascagugurnya seorang prajurit TNI dalam operasi di Ugimba tahun 2019. Teleskop Trijicon dengan nomor seri 923632 turut diamankan bersama senjata tersebut.
“Penemuan senjata organik milik prajurit yang gugur menguatkan bukti bahwa kelompok separatis merampas senjata setelah melakukan pembunuhan,” ujar Kristomei dalam pernyataannya.
Selain senpi, TNI juga mengamankan satu senapan angin, tiga magazen (dua M16 dan satu SS), 64 butir amunisi kaliber 5,56 mm, empat telepon genggam, dompet, dua power bank, satu batang emas, senter kepala, serta berbagai alat seperti parang, kapak, ketapel, dan korek api. Dokumen pribadi dan uang tunai juga turut disita, bersama dua buah noken dan satu tas selempang.
Kristomei menegaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan tugas TNI dalam kerangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 sebagai perubahan atas UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Ia juga menambahkan bahwa TNI tetap menjunjung tinggi pendekatan humanis dan dialogis, sembari membuka pintu bagi anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Siapapun yang ingin kembali dan membangun Papua dalam damai, akan disambut dengan tangan terbuka,” tegasnya.
Sumber: Indonesia Defense