TRABASNEWS – Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Jenderal Pol (Purn) Agus Andrianto, menyampaikan kemarahannya usai menerima laporan tentang pegawai imigrasi di Bali yang diketahui memiliki tato mencolok di sekujur tubuhnya. Ia menilai penampilan tersebut tidak mencerminkan sikap profesional sebagai abdi negara.
“Di Bali saya dapat laporan, ada pegawai baru, dua tahun kerja, katanya seperti preman, penuh tato. Saya heran, ini manusia mau menunjukkan apa? Kalau sakit gigi juga nggak ada hebat-hebatan,” kata Agus dalam siaran resmi di kanal YouTube Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Selasa (5/8/2025).
Meski menegaskan bahwa dirinya bukan anti terhadap tato, Agus menyebut bahwa citra seorang pegawai imigrasi harus tetap dijaga, terutama karena mereka kerap berhadapan langsung dengan warga negara asing.
“Saya bukan anti tato. Tapi kalau tato kecil, tersembunyi, ya oke saja. Tapi ini tubuh penuh tato, bisa menimbulkan kesan buruk. Orang asing bisa takut,” tambah mantan Wakapolri itu.
Lebih lanjut, Agus menyatakan bahwa apabila pegawai tersebut memiliki catatan kriminal atau perilaku yang menyimpang, ia tidak segan-segan mengambil tindakan tegas, termasuk memproses secara hukum dan memberhentikannya dari jabatan.
“Saya sudah hubungi kapolresnya. Kalau ada masalah hukum, penjarakan saja. Kita pecat saja kalau tidak punya niat jadi pegawai yang baik,” tegasnya.
Pernyataan tersebut menjadi sorotan publik, terutama dalam konteks citra aparatur sipil negara dan batas antara ekspresi diri dengan profesionalitas dalam pekerjaan pemerintahan.