TRABASNEWS – Duka mendalam menyelimuti keluarga Raya, balita perempuan berusia empat tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Raya mengembuskan napas terakhirnya dalam kondisi tubuh dipenuhi cacing, meski telah mendapatkan perhatian serius terkait masalah gizinya.
Sejak kecil, Raya diketahui mengalami gizi buruk dan terdata sebagai anak dengan status BGM (bawah garis merah), yang berarti mengalami kekurangan gizi berat. Kondisinya pun menjadi fokus pemantauan posyandu setempat.
“Raya termasuk anak yang rutin dipantau berat badannya karena berada dalam kategori BGM. Setiap kali ke posyandu, perkembangan berat badannya selalu kami periksa,” ungkap Cisri Maryati, Bidan Desa Kabandungan, Rabu (20/8/2025).
Menurut Cisri, berbagai program bantuan gizi telah dialokasikan khusus untuk mendukung tumbuh kembang Raya. Termasuk di antaranya distribusi susu, telur, daging ayam, dan buah-buahan melalui program pemerintah desa, serta program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) lokal yang dijalankan selama 60 hari.
Tak hanya itu, Raya juga termasuk anak yang mendapatkan obat cacing secara berkala setiap enam bulan sekali. “Terakhir Raya menerima obat cacing pada bulan Februari lalu,” jelas Cisri.
Namun, terdapat kendala serius dalam upaya lanjutan penanganan medis Raya. Setiap kali ada upaya rujukan ke puskesmas atau ahli gizi, orang tuanya menolak. “Kami sudah berkali-kali mencoba mengarahkan agar Raya diperiksa oleh tenaga gizi, tapi selalu ditolak dengan alasan ayahnya tidak mengizinkan,” lanjutnya.
Kondisi Raya menjadi perhatian publik setelah beredarnya video yang menunjukkan tubuhnya dipenuhi cacing saat dirawat di RSUD Bunut, Sukabumi. Dalam video tersebut, tampak cacing-cacing dalam jumlah banyak keluar dari tubuhnya. Informasi dari relawan menyebutkan bahwa jumlah cacing yang keluar mencapai sekitar 1 kilogram.
Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, juga menyampaikan bahwa pihaknya selama ini telah berupaya membantu keluarga Raya melalui program bantuan khusus. Namun, hasilnya tetap belum mampu menyelamatkan nyawa bocah malang tersebut.
Tragedi ini menyisakan luka dan ironi tentang pentingnya edukasi kesehatan, kesadaran orang tua, dan intervensi lebih mendalam dalam penanganan kasus gizi buruk dan infeksi cacing pada anak-anak.
Sumber: Detikcom