TRABASNEWS– Aksi unjuk rasa yang digelar oleh para pengemudi ojek online (ojol) di Kota Medan berakhir ricuh pada Jumat sore. Demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, awalnya berjalan damai namun berubah menjadi bentrokan antara massa dan aparat kepolisian.
Aksi ini merupakan bentuk protes atas insiden tragis yang menimpa seorang driver ojol bernama Affan Kurniawan di Jakarta, yang tewas usai tertabrak kendaraan taktis (rantis) Barracuda milik Brimob.
Sejumlah pengunjuk rasa mengenakan atribut ojek online dan membawa berbagai poster tuntutan. Di antara mereka, tampak seorang pengemudi menuliskan pesan menyentuh di punggung jaketnya: “Jangan Lindas Kami.” Selain pengemudi ojol, aksi juga diikuti oleh kelompok mahasiswa dan pelajar dari beberapa SMK.
Namun situasi berubah tegang saat massa mulai memadati sejumlah titik strategis di pusat kota, seperti Jalan Imam Bonjol, Jalan Kejaksaan, Lapangan Benteng, dan Lapangan Merdeka. Bentrokan pecah ketika massa mulai melempari polisi dengan batu dan botol air mineral.
Situasi memanas hingga menyebabkan pos polisi portabel di kawasan Lapangan Merdeka dibakar massa. Aparat merespons dengan menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon guna membubarkan kerumunan.
Seorang polisi terdengar mengimbau massa agar tenang melalui pengeras suara: “Diberitahukan kepada seluruh massa aksi untuk tertib dan menghindari tindakan anarkis.”
Meski telah dilakukan upaya pembubaran, kelompok pelajar yang tergabung dalam aksi justru kembali menyerang dengan lemparan batu dan kayu. Polisi sempat mencoba menembus simpang Jalan Perdana, Jalan Kejaksaan, dan Imam Bonjol, namun mendapat perlawanan sengit dari massa.
Bentrokan terus berlangsung hingga petang. Jalan Imam Bonjol yang biasanya padat lalu lintas berubah menjadi medan bentrokan. Batu berserakan, kendaraan tidak bisa melintas, dan warga sekitar memilih menjauh untuk menghindari dampak kericuhan.
Sumber: Mistar
Sumber foto: Kompas