TRABASNEWS – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Minggu (5/10/2025) menjadi sorotan publik, bukan hanya karena kemegahannya, tetapi juga karena pidato Presiden RI Prabowo Subianto yang dinilai tidak biasa.
Dalam kapasitasnya sebagai inspektur upacara, Presiden Prabowo menyampaikan sambutan di hadapan ribuan personel militer dan pejabat negara. Ia memberikan penghormatan kepada sejumlah tokoh nasional, di antaranya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan para mantan wakil presiden seperti Try Sutrisno, Jusuf Kalla, Boediono, dan Ma’ruf Amin.
Namun, satu hal yang menjadi perhatian adalah tidak disebutnya nama Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dalam daftar tokoh yang dihormati. Absennya penyebutan nama Jokowi dalam pidato tersebut memicu beragam tanggapan dan spekulasi di kalangan masyarakat serta media.
Selain para tokoh nasional, Prabowo juga menyebut nama-nama lain seperti Hj Shinta Nuriyah Wahid dan Hj Soraya, serta para pimpinan lembaga legislatif termasuk Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ketua DPD Sultan Bachtiar Nadjamuddin.
Fokus pada Reformasi Kepemimpinan TNI
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan pentingnya reformasi dalam sistem kepemimpinan militer. Ia menegaskan bahwa seleksi pemimpin di tubuh TNI harus berdasarkan prestasi dan kecintaan terhadap tanah air, bukan semata-mata senioritas.
“Saya memberikan wewenang kepada Panglima TNI dan para kepala staf untuk memilih pemimpin berdasarkan kinerja, dedikasi, dan cinta Tanah Air, tanpa harus terikat pada senioritas,” ujar Prabowo di hadapan para peserta upacara.
Ia menambahkan bahwa tidak ada ruang bagi pemimpin yang tidak cakap dalam institusi militer. Kepemimpinan, menurutnya, harus mencerminkan keteladanan dan integritas, sebagaimana tercermin dalam semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo”.
Upacara Akbar dengan Ribuan Personel
Peringatan HUT ke-80 TNI tahun ini digelar secara megah dengan melibatkan 133.480 personel dari unsur militer dan masyarakat sipil. Mereka terlibat dalam berbagai formasi dan pertunjukan, termasuk pasukan upacara, demonstrasi simulasi tempur, penerjun payung, pilot pesawat tempur, hingga pasukan pengamanan.
Upacara ini dianggap sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah perayaan ulang tahun TNI dan menunjukkan kekuatan serta kesiapan militer Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.
Sumber: Tribunnews