TRABASNEWS – Fakta mengejutkan terungkap dari kasus kematian Brigadir Esco Fasca Rely, anggota Polsek Sekotong, yang ditemukan tewas di kebun belakang rumahnya, Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung, pada akhir Agustus 2025 lalu. Penyelidikan terbaru mengarah pada keterlibatan sang istri, Briptu Rizka, serta beberapa anggota keluarganya.
Menurut keterangan resmi dari Wakapolres Lombok Barat, Kompol I Kadek Metria, hasil penyidikan mengungkap bahwa sebelum meninggal dunia, Brigadir Esco sempat terlibat perkelahian dengan istrinya. Perselisihan yang diduga dipicu masalah ekonomi tersebut memicu aksi kekerasan fisik.
“Pertengkaran itu menyebabkan korban mengalami luka sabetan benda tajam dan pukulan benda tumpul di bagian belakang kepala,” ujar Kompol Kadek dalam konferensi pers, Kamis (16/10/2025).
Barang bukti berupa gunting yang diduga digunakan dalam pertikaian telah diamankan oleh pihak kepolisian. Namun, benda tumpul yang menjadi penyebab utama kematian Esco hingga kini belum ditemukan.
Lebih lanjut, Kasatreskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata, menyebutkan bahwa setelah Esco kehilangan kesadaran, tubuhnya diseret ke kebun belakang rumah. Di sana, pelaku mencoba merekayasa kematian korban agar terlihat sebagai aksi bunuh diri, dengan mengikatkan tali nilon berwarna biru di leher korban.
Keluarga Briptu Rizka Ikut Terlibat
Dalam pengembangan kasus, penyidik juga menetapkan empat tersangka lain selain Briptu Rizka. Mereka adalah ayahnya, Amaq Saiun; ibunya, Nuraini; adik kandungnya, Dani; serta seorang pria bernama Paozi yang dikenal dekat dengan Rizka.
“Mereka diduga turut serta melakukan tindak kejahatan atau membantu menyembunyikan pelaku utama,” jelas AKP Eka.
Kelima tersangka dijerat dengan Pasal 338 dan 340 KUHP tentang pembunuhan serta pembunuhan berencana. Ancaman hukuman maksimal adalah pidana mati, penjara seumur hidup, atau minimal 15 tahun.
Dalam rekonstruksi kasus, Rizka memperagakan adegan pemukulan yang menyebabkan kematian suaminya. Sementara itu, kelima tersangka ditampilkan ke publik saat jumpa pers, dengan ekspresi tertunduk dan tangan diborgol.