Trabasnews – Sebanyak 18 polisi di Jakarta diduga terlibat dalam praktik pemerasan terhadap warga negara Malaysia yang menghadiri gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Menurut Kadiv Propam Polri, Irjen Abdul Karim, polisi tersebut diduga telah menyiapkan rekening khusus untuk menampung uang hasil pemerasan yang nilainya mencapai Rp2,5 miliar.
“Memang ada rekening yang sudah disiapkan,” ujar Abdul Karim kepada wartawan di Mabes Polri pada Selasa malam, 24 Desember 2024. Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci tentang rincian rekening tersebut dan berapa total uang yang terkumpul.
Sebelumnya, beredar informasi bahwa lebih dari 400 penonton DWP menjadi korban pemerasan yang dilakukan oleh oknum polisi dengan total uang yang diperkirakan mencapai 9 juta ringgit, atau sekitar Rp32 miliar.
Ismaya Live, selaku penyelenggara acara DWP, juga telah merilis pernyataan resmi mengenai kejadian tersebut. Pihak penyelenggara menyesalkan insiden pemerasan yang terjadi dan memastikan akan bekerja sama dengan pihak berwenang serta pemerintah untuk menyelidiki kasus ini secara mendalam.
“Kami secara aktif bekerja sama dengan pihak berwenang dan badan pemerintah untuk menyelidiki apa yang terjadi dan memastikan langkah-langkah konkret diterapkan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” tulis DWP dalam pernyataannya.
Namun, dalam klarifikasinya, Irjen Abdul Karim menjelaskan bahwa jumlah uang yang berhasil diamankan dari kasus pemerasan tersebut hanya sebesar Rp2,5 miliar, yang lebih kecil dari angka yang sebelumnya diberitakan.
“Perlu saya luruskan bahwa barang bukti yang telah kami amankan jumlahnya Rp2,5 miliar. Jangan sampai ada pemberitaan yang mengarah pada angka yang lebih besar,” ujarnya.
Penyelidikan lebih lanjut terhadap para oknum polisi yang terlibat dan tindakan pencegahan akan terus dilakukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Sumber : Tribun