Trabasnews – Sebuah video yang memperlihatkan seorang siswa SD di Medan dihukum duduk di lantai kelas menghebohkan jagat maya. Dalam video yang viral tersebut, terdengar percakapan antara seorang ibu dan guru yang diduga merupakan wali kelas siswa tersebut.
Video ini segera menarik perhatian publik setelah orang tua murid menyuarakan kekecewaannya terkait perlakuan yang diterima anaknya.
Video yang diunggah melalui akun Instagram @kelingkis memperlihatkan ibu siswa, yang bernama Mahesa, berbicara dengan wali kelas mengenai perlakuan tidak pantas yang diterima oleh anaknya. “Ini lho bu, dia disorakin dari tadi di luar saya datang,” ujar ibu tersebut, mengungkapkan kekesalannya karena anaknya merasa dipermalukan oleh teman-temannya di sekolah.
Dalam percakapan itu, sang ibu juga mengungkapkan bahwa Mahesa merasa malu karena harus duduk di lantai, meski sebelumnya meminta ibunya untuk mengambilkan rapor. “Mamak, ambil rapor Mahesa, Mahesa malu duduk di bawah,” ungkap ibu tersebut menirukan perkataan anaknya.
Kekecewaan sang ibu semakin besar ketika ia mengetahui anaknya diperlakukan demikian karena masalah keterlambatan pembayaran SPP. “Sabar ya nak, Mamak belum punya duit,” jelas ibu itu, menunjukkan kesulitan finansial yang sedang dialaminya. Orang tua murid ini pun mempertanyakan kebijakan yang menyuruh siswa telat bayar SPP untuk duduk di lantai. “Peraturan dari mana bu?” tanya sang ibu dengan nada kesal.
Guru yang terlibat dalam percakapan tersebut berusaha menjelaskan bahwa ada aturan di sekolah yang mengharuskan siswa dengan tunggakan SPP mendapatkan perlakuan seperti itu. Namun, sang ibu tetap merasa bahwa tindakan tersebut sangat tidak manusiawi. “Saya sakit hati melihat anak saya duduk di lantai seperti itu, seperti bukan manusia,” ungkapnya dengan penuh emosi.
Ketegangan semakin memuncak ketika guru tersebut membantah tuduhan bahwa dirinya bertanggung jawab atas perlakuan yang diterima siswa tersebut. “Kenapa raportnya tidak diambil? Kok salahkan saya?” kata sang guru. Pada akhirnya, guru tersebut menyarankan ibu siswa untuk melanjutkan percakapan di ruang kepala sekolah, namun ibu murid menolak, merasa bahwa kejadian tersebut seharusnya tidak terjadi di depan anak-anak.
Video tersebut berakhir saat seorang perempuan berbaju merah muda mengarahkan ibu tersebut menuju kantor kepala sekolah.
Tak lama setelah video ini tersebar, warganet memberikan berbagai komentar yang mengecam perlakuan terhadap siswa tersebut. Banyak yang merasa kasihan dengan kondisi psikologis Mahesa yang harus menerima perlakuan yang merendahkan. “Kasihan anaknya jadi malu dan trauma… sabar ya dek, orang tuamu sedang kesulitan uang,” tulis salah satu warganet.
Beberapa warganet lainnya menyarankan agar masalah ini segera diperhatikan oleh pihak berwenang, dengan seruan agar kejadian serupa tidak terulang. “Viralin yuk biar didengar oleh yang berwenang,” ungkap pengguna lainnya.