TRABASNEWS– Perjuangan tak kenal lelah dan semangat pantang menyerah membawa Muhammad Shabilla Alhaqim, pemuda asal Bangka Barat, meraih impian besarnya. Anak seorang buruh bangunan ini kini resmi menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dengan pangkat Prajurit Dua (Prada) setelah dilantik di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) II/Sriwijaya, Lahat, Sumatera Selatan.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya, Kolonel Arh Saptarendra P, ST, MM. Shabilla merupakan satu dari 116 pemuda yang dilantik langsung oleh Kepala Staf Kodam (Kasdam) II/Swj, Brigjen TNI Ruslan Effendy, menggantikan Pangdam II/Swj Mayjen TNI Yanuar Adil yang tengah menjalani tugas di Jakarta.
“Shabilla adalah contoh nyata bahwa tekad dan ketekunan bisa mengalahkan keterbatasan. Meski sempat gagal pada seleksi pertama, dia tidak menyerah. Dengan latihan yang disiplin dan doa dari orang tua, akhirnya ia berhasil mewujudkan mimpinya,” ujar Kolonel Sapta.
Shabilla, lulusan SMKN 2 Sragen jurusan teknik mesin, memang sejak kecil sudah memendam cita-cita menjadi seorang tentara. Ketertarikannya tumbuh dari kegiatan kepramukaan yang ia ikuti semasa sekolah. Ia menilai, prajurit TNI adalah sosok yang kuat, tangguh, dan penuh dedikasi terhadap bangsa.
“Saya sudah bercita-cita jadi tentara sejak SD. Karena itu saya aktif dalam organisasi dan terus memperbaiki diri. Walau sempat gagal, saya mencoba lagi. Alhamdulillah, kali ini saya lulus,” ucap Shabilla, didampingi oleh kedua orang tuanya.
Dalam momen haru pelantikan, ayahnya, Jumakir Ahmad Purwadi (44), tak kuasa menahan air mata. Dengan pakaian sederhana—jas pinjaman dan sepatu yang terlihat sudah usang—ia menyaksikan anak sulungnya dilantik sebagai abdi negara.
“Kami hanya keluarga biasa. Saya bekerja serabutan, kadang bangunan, kadang menggembala sapi. Tapi hari ini saya bangga. Ini hari bersejarah bagi keluarga kami,” kata Jumakir dengan suara terbata-bata.
Ibunya, Nurniasih (40), juga tak menyangka anaknya bisa berdiri gagah dalam seragam TNI setelah melalui berbagai ujian hidup.
Kisah Shabilla menjadi inspirasi bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk mengabdi pada negara. Dengan semangat juang dan dukungan keluarga, ia membuktikan bahwa mimpi besar bisa menjadi nyata.
Sumber: Sripoku