TRABASNEWS – Seorang ibu rumah tangga (IRT) di Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, ditemukan tewas mendadak diduga akibat kelelahan setelah mengantre berjam-jam untuk membeli gas elpiji 3 kg pada Senin, 3 Februari 2025.
Peristiwa tragis ini terjadi saat ibu tersebut berusaha mendapatkan gas melon yang sulit ditemukan setelah seharian berkeliling dan menunggu antrean panjang di agen gas.
Menurut unggahan yang dibagikan akun Instagram @viralciledug, korban telah berupaya mendapatkan gas elpiji sejak pagi namun tidak berhasil. Dalam kondisi kelelahan, korban akhirnya duduk sejenak di rumah untuk beristirahat. Tak lama kemudian, korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, namun dinyatakan sudah meninggal dunia.
Pihak keluarga dan saksi yang berada di sekitar lokasi menjelaskan bahwa korban terlihat sangat lelah setelah mengantre lama dan berusaha mencari gas tersebut. Mereka menyebutkan bahwa meskipun sempat dibawa ke rumah sakit, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Sementara itu, kebijakan terbaru terkait distribusi gas elpiji 3 kg juga menjadi sorotan. Sejak 1 Februari 2025, penjualan gas elpiji 3 kg tidak lagi dapat dilakukan oleh pedagang eceran, melainkan hanya bisa dibeli langsung dari pangkalan resmi milik Pertamina. Pembelian di pangkalan resmi ini juga diklaim lebih murah karena harga yang dijual sudah disesuaikan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, mengungkapkan bahwa langkah ini diambil untuk memastikan harga gas elpiji 3 kg sesuai dengan ketentuan pemerintah, serta untuk menghindari peredaran gas dengan harga yang lebih tinggi di pasar. Pembelian gas elpiji di pangkalan resmi diharapkan bisa memberi harga lebih terjangkau bagi masyarakat.
Namun, insiden ini kembali menyoroti masalah distribusi gas elpiji yang menyebabkan antrean panjang dan kesulitan bagi masyarakat untuk mendapatkan gas dengan harga yang wajar.
Sumber: Sindonews