TRABASNEWS – Fenomena perubahan warna air Danau Toba kembali mengundang perhatian warga dan wisatawan. Air yang biasanya berwarna jernih kehijauan kini tampak menguning dan keruh di sejumlah titik seperti Sibea-bea, Desa Harian Boho, Desa Tanjung Bunga, Bukit Cinta, dan Bukit Holbung, Kabupaten Samosir.
Perubahan mencolok ini terpantau pada Minggu (20/7/2025), dan memicu kekhawatiran berbagai pihak, termasuk warga lokal serta pengunjung yang datang dari luar daerah. Mereka mempertanyakan penyebab perubahan tersebut yang tampaknya bukan kejadian pertama.
Warga setempat, NN Sihotang, menjelaskan bahwa peristiwa semacam ini pernah terjadi sebelumnya, khususnya saat musim kemarau yang berkepanjangan. Ia menyebutkan bahwa angin kencang yang menerjang Danau Toba turut memicu perubahan kondisi air.
Angin saat kemarau sangat kuat, menyebabkan gelombang air besar dan arusnya membawa endapan dari Pangururan ke arah Harian. Akibatnya, air terlihat kuning dan kotor,” ujar Sihotang.
Tak hanya berdampak visual, perubahan warna ini juga menimbulkan persoalan lingkungan. Salah satu dampak serius adalah penurunan kadar oksigen dalam air yang menyebabkan kematian massal ikan, terutama di keramba milik warga. Krisis air bersih juga menjadi kekhawatiran lain yang muncul di tengah kondisi cuaca ekstrem tersebut.
Beberapa hari sebelumnya, dilaporkan bahwa ribuan ikan mati di Desa Tanjung Bunga akibat menurunnya kualitas air yang diduga terkait langsung dengan perubahan warna dan suhu air danau.
Masyarakat berharap hujan segera turun untuk mengakhiri masa kemarau panjang yang menyebabkan banyak kerugian. “Kami berharap hujan benar-benar turun, bukan hanya gerimis, supaya kondisi air Danau Toba kembali jernih seperti biasa,” pungkas Sihotang.
Sumber: Nusantara Terkini