Trabasnews – Perwakilan Apple baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan pemerintah Indonesia, khususnya dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Dalam pertemuan tersebut, Apple mengungkapkan rencana besar untuk membangun fasilitas produksi aksesoris AirTag senilai US$ 1 miliar (sekitar Rp 16,2 triliun) di Batam, Indonesia.
Namun, rencana pembangunan fasilitas tersebut tidak dapat dikaitkan dengan izin sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diperlukan untuk menjual iPhone 16 di Indonesia. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa produksi AirTag tidak terkait langsung dengan kategori produk handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT), yang menjadi dasar perhitungan TKDN untuk produk seperti iPhone dan iPad.
“AirTag ini bukan bagian dari produk HKT, sehingga tidak ada kaitannya dengan perhitungan TKDN untuk produk HKT, termasuk iPhone dan iPad,” kata Agus dalam konferensi pers di Kantor Kemenperin, Rabu (9/1/2025).
Agus menambahkan bahwa sertifikat TKDN untuk produk seperti iPhone dan iPad hanya bisa dikeluarkan untuk komponen yang merupakan bagian langsung dari produk tersebut. Oleh karena itu, Kemenperin tidak dapat mengeluarkan sertifikasi TKDN untuk iPhone 16, yang hingga saat ini belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
“Karena tidak ada keterkaitan langsung antara pabrik AirTag dan iPhone, kami tidak dapat mengeluarkan sertifikat TKDN untuk produk tersebut,” ujar Agus.
Selain itu, dalam pertemuan dengan Apple, Kemenperin juga membahas proposal investasi yang telah diajukan oleh Apple pada 6 Januari 2025. Meskipun Apple telah mengungkapkan nilai investasi yang direncanakan, pihak Kemenperin menilai angka tersebut masih di bawah target yang diharapkan berdasarkan perhitungan teknokratis. Negosiasi mengenai angka investasi ini masih menjadi pembahasan internal Apple.
Meski demikian, Menperin mengapresiasi langkah Apple yang tetap melanjutkan rencana investasi dan pembangunan pabrik AirTag di Batam. Pabrik tersebut akan dijalankan oleh vendor Luxshare ICT asal Tiongkok. Hasil produksi pabrik ini akan diekspor, memberikan kontribusi devisa bagi Indonesia.
“Kami menghargai investasi Apple yang tetap berjalan, dan produk-produk dari pabrik ini akan memberi kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia,” tambah Agus.
Sumber: Kompas