TRABASNEWS — Pernyataan bernada ancaman dari Hercules Rosario Marshal, tokoh ormas GRIB Jaya, terhadap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, tengah menjadi sorotan tajam dari berbagai pihak. Salah satu yang angkat bicara adalah pegiat media sosial, Tommy Shelby.
Dalam video yang beredar luas, Hercules memperingatkan Dedi Mulyadi agar tidak mengganggu eksistensi GRIB Jaya. Sikap ini langsung menuai respons publik karena dinilai membawa nuansa premanisme ke ranah politik.
Tommy Shelby melalui akun X (dulu Twitter) miliknya, @TOM5helby, menyindir keras peristiwa tersebut. Ia mempertanyakan arah demokrasi di Indonesia yang kini mulai dibayangi oleh gaya-gaya intimidatif.
“Seorang gubernur diancam oleh tokoh yang dikenal sebagai ‘preman tak bisa mati’ hanya karena menyentuh ormas tertentu. Ini kita bicara soal politik atau film laga?” tulis Tommy pada Jumat (25/4/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa demokrasi seharusnya menjadi tempat bertarung ide dan gagasan, bukan adu kekuatan atau otot. Menurutnya, keberadaan aktor-aktor non-konstitusional dalam politik justru merugikan masyarakat luas, terutama kalangan bawah.
“Jika preman masuk ke wilayah kekuasaan, bukan hanya lawan politik yang jadi korban, tapi rakyat kecil pun akan jadi penonton yang paling menderita,” ujarnya.
Tommy juga menegaskan pentingnya menjaga ruang demokrasi dari pengaruh kekuatan informal yang bisa mengancam sistem hukum dan tata negara.
“Yang kita butuhkan adalah negara yang kuat dan adil, bukan dominasi oleh kekuatan jalanan,” pungkasnya.
Komentar tersebut memperkuat kekhawatiran banyak pihak terhadap meningkatnya pengaruh ormas bersenjata dan tokoh informal dalam dinamika politik nasional. Polemik ini pun membuka kembali perbincangan soal batasan antara kebebasan berserikat dan ancaman terhadap stabilitas negara hukum.
Sumber: Fajar.co.id