TRABASNEWS – Kisah haru mengiringi pelantikan prajurit Tamtama TNI AD di Kodam IV/Diponegoro. Seorang pemuda asal Boyolali, Danang Irawan, berhasil meraih mimpinya menjadi tentara meski sejak kecil harus menghadapi kenyataan pahit: ayahnya meninggal dunia dan ibunya pergi tanpa kabar.
Danang resmi dilantik sebagai prajurit Tamtama berpangkat Prajurit Dua (Prada), dan menjadi sorotan dalam upacara pelantikan karena kisah hidupnya yang luar biasa. Di hadapan para tamu undangan, pejabat militer, dan keluarga prajurit lainnya, Danang mendapat apresiasi meriah sebagai simbol perjuangan dan semangat tanpa menyerah.
Melewati Badai Kehidupan Sejak Kecil
Sejak usia tujuh tahun, Danang sudah harus menghadapi hidup tanpa orang tua. Ayahnya meninggal dunia, sementara sang ibu meninggalkannya tanpa jejak. Sejak itu, Danang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mulai dari tinggal dengan ibu kos, hingga akhirnya diasuh di panti asuhan.
“Setelah ayah saya meninggal, saya tinggal bersama ibu. Tapi kemudian saya dititipkan ke ibu kos. Karena tidak mampu, ibu kos menitipkan saya ke saudaranya yang kebetulan mengurus panti asuhan. Di situlah saya tinggal dan tumbuh besar sampai menyelesaikan pendidikan di MAN,” cerita Danang.
Motivasi Jadi Tentara Muncul di Panti Asuhan
Perkenalannya dengan para donatur panti asuhan, termasuk salah satu pejabat Kopassus, menjadi titik balik yang membakar semangat Danang untuk menjadi seorang prajurit.
“Sejak itu saya punya cita-cita untuk menjadi TNI. Saya kagum dengan wibawa dan sikap para donatur yang sering datang, terutama Bapak Asops Kopassus yang memberi saya semangat untuk menjadi tentara,” ungkapnya.
Pelantikan yang Penuh Haru dan Apresiasi
Momen pelantikan di Kodam IV/Diponegoro menjadi momen emosional. Ketegaran Danang berdiri di barisan pelantikan, tanpa keluarga yang hadir, justru membangkitkan simpati dari semua hadirin. Salah satu komandan memberikan penghormatan khusus kepada Danang, menyebutnya sebagai bukti bahwa siapa pun anak bangsa berhak menjadi tentara, tanpa memandang latar belakang.
“Ini bukti bahwa transparansi seleksi itu nyata. Danang bukan siapa-siapa. Anak yatim, tidak tahu di mana ibunya, tapi lolos karena kualitasnya. Tepuk tangan untuk Danang,” ujar sang komandan dengan suara lantang.
Kerinduan Seorang Anak kepada Ibunya
Di tengah rasa bangga atas pencapaiannya, Danang menyimpan kerinduan mendalam terhadap ibunya yang telah lama menghilang. Dalam pernyataan yang penuh haru, ia menyampaikan harapannya agar sang ibu bisa kembali menemuinya.
“Setelah dilantik, saya ingin bertemu ibu saya. Saya tidak tahu ibu di mana, tapi saya terbuka. Saya kangen ibu. Jika ibu membaca ini atau mendengar tentang saya, Danang berharap kita bisa bertemu lagi,” ucapnya sambil menahan tangis.
Inspirasi Bagi Generasi Muda
Kisah Danang bukan hanya menyentuh, tapi juga menjadi inspirasi bagi banyak anak muda di Indonesia. Bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita. Keteguhan, kerja keras, dan keyakinan mampu mengantarkan siapa pun menuju masa depan yang lebih baik.