TRABASNEWS – Kisah menyentuh datang dari seorang siswi kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Muhsinin di Desa Hajoran, Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Intan Mutiara (14), pelajar asal Dusun Ranto Jior, terpaksa berhenti sekolah lantaran tidak sanggup melunasi tagihan iuran kegiatan rekreasi sekolah senilai Rp350.000.
Intan yang sejak bayi diasuh oleh ibu angkatnya, Ira (53), mengungkapkan rasa malu dan sedih yang mendalam akibat terus-menerus ditagih utang oleh pihak sekolah, meski dirinya sama sekali tidak mengikuti kegiatan rekreasi tersebut.
“Saya tidak ikut karena kami tidak mampu membayar. Tapi tetap diminta bayar. Saya malu dengan teman-teman,” ujar Intan dengan suara lirih saat ditemui awak media, Kamis (17/7/2025).
Ibu angkatnya, Ira, membenarkan adanya tunggakan tersebut dan mengatakan bahwa pihak keluarga telah berupaya mencicilnya, namun keterbatasan ekonomi membuat mereka tidak bisa melunasi seluruhnya.
“Anak saya memang tidak ikut rekreasi, tapi tetap diwajibkan membayar. Kami sudah berusaha mencicil semampunya, tapi sampai sekarang belum lunas. Akibatnya dia tidak mau sekolah lagi karena terus ditagih,” ujar Ira dengan mata berkaca-kaca.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan di tengah masyarakat, terutama soal kebijakan sekolah yang mewajibkan pembayaran kegiatan kepada seluruh siswa tanpa mempertimbangkan keikutsertaan dan kondisi ekonomi keluarga.
Sementara itu, pihak MTs Darul Muhsinin melalui salah satu staf, Abdul Siregar, menjelaskan bahwa biaya tersebut merupakan hasil musyawarah bersama antara pihak sekolah dan orang tua siswa.
“Dalam rapat, disepakati bahwa biaya sewa bus ditanggung bersama oleh semua siswa, baik yang ikut maupun tidak. Ini agar biaya bisa ditanggung merata,” jelas Abdul. Ia juga menyebut bahwa pihak sekolah sebenarnya sudah beberapa kali mencoba membujuk Intan agar kembali bersekolah.
Namun, dari sisi Intan, hingga kini tidak ada ajakan langsung yang benar-benar membuatnya merasa diterima kembali di lingkungan sekolah.
Meski harus berhenti dari bangku pendidikan, semangat Intan untuk terus belajar dan meraih cita-cita tak pernah padam. Ia bahkan ikut membantu ibu angkatnya bekerja demi menyambung hidup sehari-hari.
“Saya masih ingin sekolah, Pak. Saya ingin membahagiakan ibu saya dan punya masa depan yang cerah,” ucapnya penuh harap.
Sumber : Beritasatunews