TRABASNEWS – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah hasil survei yang menilai kinerjanya dalam menangani isu-isu lingkungan hidup.
Berdasarkan survei dari Lembaga Survei Celios, Raja Juli memperoleh nilai minus 36 poin, menempatkannya di urutan keempat dalam daftar menteri dengan kinerja terburuk.
Kritik tajam datang dari mayoritas responden yang menyoroti kegagalannya dalam menangani masalah deforestasi dan kerusakan ekosistem yang terus berlangsung tanpa solusi yang memadai. Banyak pihak yang mendesak agar Raja Juli digantikan dari jabatannya.
Namun, di balik kritik terhadap kinerjanya, Raja Juli Antoni juga menarik perhatian publik terkait dengan laporan harta kekayaannya.
Menteri Kehutanan tersebut melaporkan total kekayaan bersih sebesar Rp8.893.732.283, yang diumumkan pada Maret 2024 dalam laporan harta kekayaan yang disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kekayaan ini terdiri dari berbagai aset, termasuk tanah, bangunan, kendaraan pribadi, surat berharga, serta kas dan setara kas.
Dalam laporan tersebut, tercatat bahwa Raja Juli memiliki beberapa properti yang tersebar di berbagai daerah, dengan total nilai tanah dan bangunan mencapai Rp8.729.585.000.
Properti tersebut berada di wilayah Bekasi, Tangerang Selatan, dan Jakarta Selatan. Selain itu, Raja Juli juga memiliki kendaraan pribadi dengan total nilai Rp543.200.000, yang terdiri dari mobil Nissan X-Trail, Ford Fiesta, Toyota Innova, dan motor Honda Supra Fit.
Selain aset properti dan kendaraan, Raja Juli memiliki surat berharga senilai Rp86.000.000 dan kas sebesar Rp1.483.167.570. Setelah dikurangi dengan utang sebesar Rp1.948.220.287, total kekayaan bersih yang dimiliki oleh Raja Juli Antoni tercatat sebesar Rp8.893.732.283.
Sorotan terhadap Raja Juli ini mengundang berbagai reaksi dari masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagai bagian dari sorotan atas kinerja menteri yang tidak efektif, sementara sebagian lainnya menyayangkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi masalah lingkungan yang terus berkembang.
Meski demikian, kekayaan yang terungkap menambah kontroversi terkait dengan figur publik yang memiliki jabatan penting di sektor kehutanan, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi sumber daya alam Indonesia.
Berbagai Sumber