TRABASNEWS – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan pentingnya kesiapsiagaan militer Indonesia di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks dan tak menentu. Hal ini disampaikannya saat menutup pendidikan reguler (Dikreg) LIII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Tahun Ajaran 2025 di Bandung, Selasa (24/6).
Dalam sambutannya, Jenderal Agus mengingatkan para perwira siswa (Pasis) untuk responsif terhadap berbagai potensi ancaman yang bisa muncul sewaktu-waktu. Ia menyoroti konflik di Ukraina dan Jalur Gaza sebagai bukti nyata betapa dunia kini berada dalam situasi yang tidak stabil.
“Konflik antarnegara bisa terjadi kapan saja, termasuk di negara kita. Oleh karena itu, kita harus siap perang jika ingin menjaga kedamaian,” ujarnya.
Agus menekankan bahwa kesiapan militer bukan sekadar urusan TNI semata, melainkan tanggung jawab seluruh elemen bangsa, termasuk kementerian dan lembaga pemerintahan.
Ia juga berharap Sesko TNI terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan strategi pertahanan global. Menurutnya, dunia militer saat ini tengah mengalami transformasi besar, tidak hanya dalam bentuk ancaman, tetapi juga metode peperangan.
Kurikulum pendidikan militer harus terus disesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis. Perwira harus mampu membaca situasi dan beradaptasi dengan cepat,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, sebanyak 212 perwira siswa dari TNI dan Polri dinyatakan lulus. Sebanyak 52 di antaranya meraih predikat Magna Cumlaude dan 160 lainnya Cumlaude.
Penutupan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa kekuatan militer bukan untuk menciptakan perang, melainkan untuk memastikan perdamaian dapat terjaga dalam situasi global yang tidak menentu.
Sumber: Indonesiadefense.com