TRABASNEWS – Proyek pembangunan pabrik mobil listrik milik BYD di Subang, Jawa Barat, menghadapi gangguan serius. Kelompok organisasi masyarakat (ormas) dilaporkan melakukan tindakan premanisme yang meresahkan dan mengganggu kelancaran proses pembangunan fasilitas produksi tersebut.
Pabrik yang tengah dibangun oleh perusahaan otomotif asal Tiongkok itu merupakan bagian dari investasi besar senilai lebih dari US$1 miliar atau setara dengan belasan triliun rupiah. Fasilitas ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 150.000 unit kendaraan listrik per tahun, dan Indonesia direncanakan menjadi basis ekspor utama bagi produk BYD ke berbagai negara.
Presiden Direktur BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, sebelumnya menyatakan bahwa pembangunan berjalan sesuai rencana dan ditargetkan selesai pada akhir 2025.
“Seluruh proses berjalan lancar dan kami tetap berkomitmen menyelesaikan proyek ini tepat waktu,” ujarnya dalam pertemuan dengan media beberapa waktu lalu.
Namun, belakangan muncul gangguan dari pihak-pihak tak bertanggung jawab yang dikhawatirkan bisa menghambat keberlangsungan investasi asing di Indonesia.
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, turut menyoroti persoalan ini dan meminta pemerintah untuk segera bertindak tegas terhadap ormas yang melakukan intimidasi.
“Ada indikasi premanisme oleh ormas yang menghambat pembangunan pabrik BYD. Pemerintah harus hadir dan menindak tegas agar hal ini tidak berkembang,” ujarnya melalui akun Instagram resminya, Rabu (23/4/2025).
Ia juga mengingatkan bahwa keamanan menjadi faktor penting bagi investor dalam menanamkan modal di Indonesia. Jika situasi seperti ini dibiarkan, dapat menimbulkan kesan negatif dan menghambat iklim investasi di Tanah Air.
Senada, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, juga memberikan tanggapan. Ia memastikan bahwa secara umum pembangunan tetap berjalan, meskipun masih ada kendala terkait pembebasan lahan.
“Progres pembangunan pabrik BYD berjalan. Minggu depan kami akan mempertemukan semua pihak terkait untuk mempercepat proses pembebasan lahan,” ujarnya seperti dikutip dari DetikJabar.
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia, keberadaan pabrik BYD diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama industri otomotif ramah lingkungan di kawasan Asia Tenggara serta membuka ribuan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Sumber: Detik