Trabasnews – Nama Andi Syamsudin, atau yang lebih dikenal sebagai Haji Isam, tengah mencuri perhatian publik setelah aksinya membeli pesawat Business Max Jet 7 Boeing seharga USD88,7 juta (sekitar Rp1,24 triliun).
Kejadian ini menjadi viral di media sosial, terutama di platform X (dulu Twitter), lantaran Haji Isam melakukan transaksi besar tersebut hanya dengan mengenakan kaos oblong.
Aksinya tersebut memicu berbagai reaksi, bahkan ada yang membandingkannya dengan CEO Tesla, Elon Musk, yang juga sering tampil sederhana dengan kaos oblong dalam berbagai kesempatan.
Sumber kekayaan Haji Isam
Sumber kekayaan Haji Isam terutama berasal dari sektor pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah payung Jhonlin Group.
Melalui PT Jhonlin Agro Raya Tbk, Haji Isam mengembangkan usaha di bidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahan minyak kelapa sawit. Selain itu, Haji Isam juga memiliki perusahaan-perusahaan di sektor transportasi, seperti Johnlin Baratama, Johnlin Marine Shipping, Johnlin Air Transport, serta PT Ehsan Agro Sentosa Group.
Perjalanan hidup Haji Isam menuju kesuksesan tidaklah mudah. Sebelum meraih puncak kekayaan, ia pernah bekerja sebagai sopir truk pengangkut kayu, operator alat berat, hingga tukang ojek.
Keberhasilannya mulai terlihat pada tahun 2011 ketika Haji Isam bertemu dengan Johan Maulana, seorang penambang batubara dari Kalimantan. Dari pertemuan tersebut, Haji Isam belajar bisnis batubara dan memulai usahanya dengan modal yang diberikan oleh Johan.
Perusahaan pertama yang menjadi kliennya adalah PT Arutmin Indonesia, anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk yang dimiliki keluarga Bakrie.
Pamor Haji Isam terus meroket seiring berkembangnya usahanya. Kerjasama bisnisnya semakin meluas, salah satunya dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo pada tahun 2003. Keduanya mendirikan PT Kodeco Timber, yang mengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH).
Profil Haji Isam
Haji Isam lahir pada 1 Januari 1977 di Batulicin, Kalimantan Selatan, namun keluarganya berasal dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, yang dikenal dengan etnis Bugis.
Meskipun saat ini ia dikenal sebagai pengusaha sukses, Haji Isam pernah mengalami masa-masa sulit. Sebagai buruh serabutan, ia bekerja keras untuk membangun bisnisnya yang kini mencakup berbagai sektor, seperti transportasi udara, laut, dan darat, hingga agro bisnis, infrastruktur, dan manufaktur.
Saat ini, Haji Isam tercatat sebagai pemilik Jhonlin Group, sebuah konglomerat besar dengan berbagai unit usaha yang meliputi pertambangan, jasa pelabuhan, transportasi udara, bongkar-muat laut, dan lainnya.
Keberhasilannya menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, segala sesuatu mungkin tercapai.
Berbagai sumber