Trabasnews – Sebagai salah satu tokoh bisnis terkemuka di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, kekayaan Anthoni Salim menjadi topik yang menarik banyak perhatian.
Miliarder ini dikenal sebagai CEO PT Indofood Sukses Makmur dan merupakan pemilik utama dari Salim Group, sebuah konglomerat besar yang memiliki portofolio bisnis di berbagai sektor.
Dengan total kekayaan yang diperkirakan mencapai USD 7,5 miliar atau sekitar Rp 112,5 triliun pada tahun 2022, Salim telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Indonesia dan Asia Tenggara.
Profil singkat Anthoni Salim
Lahir pada 30 September 1949, Anthoni Salim merupakan anak bungsu dari Sudono Salim, pendiri Salim Group. Setelah menyelesaikan pendidikan di Ewell County Technical pada 1971, Anthoni mulai terjun ke dunia bisnis.
Pada saat krisis ekonomi 1997-1998, ia mengambil alih kepemimpinan Salim Group, menggantikan posisi ayahnya. Melalui keputusan cerdas dan strategi bisnis yang matang, Anthoni berhasil mengatasi masa sulit tersebut dan membawa Salim Group kembali ke jalur pertumbuhan.
Pada 2012, Anthoni secara resmi mengambil alih kendali Salim Group dan memimpin sejumlah anak perusahaan besar seperti Indofood, Bogasari Flour Mills, dan IndoAgri.
Kesuksesan ini tidak hanya membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, tetapi juga memberi dampak besar pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Sumber kekayaan Anthoni Salim
Kekayaan Anthoni Salim berasal dari berbagai sektor bisnis yang dikelola oleh Salim Group. Berikut adalah rincian utama dari sumber kekayaan yang membawanya ke posisi miliarder
Bisnis makanan
Sebagian besar kekayaan Anthoni Salim berasal dari industri makanan, khususnya melalui PT Indofood Sukses Makmur. Indofood adalah produsen mie instan terbesar di Indonesia, dengan produk andalan seperti Indomie yang terkenal di seluruh dunia.
Indofood tercatat menghasilkan pendapatan sekitar USD 6,4 miliar atau setara dengan Rp 95,9 triliun. Selain mie instan, Anthoni juga mengelola berbagai produk makanan lainnya, termasuk minyak goreng Bimoli dari PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan roti dari brand Sari Roti yang diproduksi oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Bisnis ritel
Bisnis ritel menjadi salah satu pilar penting kekayaan Anthoni Salim melalui Indomaret, jaringan minimarket yang kini memiliki lebih dari 20.000 gerai di seluruh Indonesia.
Indomaret beroperasi di bawah anak perusahaan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk dan menjadi salah satu jaringan ritel terbesar yang mempermudah akses masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari.
Bisnis batu bara
Selain di sektor makanan dan ritel, Anthoni Salim juga mulai merambah industri batu bara. Melalui perusahaannya di Hong Kong, Salim Group membeli saham private placement dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yang sebelumnya dimiliki oleh Grup Bakrie. Pembelian saham senilai USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 23,83 triliun ini memperluas portofolio bisnis Anthoni Salim di sektor energi.
Kepemilikan saham dan investasi
Di luar bisnis makanan dan ritel, Anthoni Salim juga aktif dalam investasi saham di sejumlah perusahaan besar. Beberapa saham yang dimiliki oleh Salim Group melalui berbagai anak perusahaan antara lain:
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP): 80,53%
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF): 50,07%
PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS): 91,97%
PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS): 67,7%
PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET): 51,9%
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI): 25,77%
PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP): 59,48%
SIMP melalui PT Indofood Agri Resources Ltd dan INDF: 78,5%
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST): 35,84%
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META): 74,65%
PT DCI Indonesia (DCII): 11,12%
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK): 9%
Berbagai sumber