TRABASNEWS – Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra dan keponakan Presiden Prabowo Subianto, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri ini disampaikan langsung melalui akun Instagram pribadinya pada Rabu (10/9/2025) malam, menyusul viralnya potongan video pernyataannya dalam sebuah podcast.
Dalam video berdurasi dua menit yang beredar luas di media sosial, Saraswati menyebut keinginan masyarakat untuk disediakan lapangan kerja sebagai bentuk “mental kolonial”. Ucapan tersebut memicu gelombang kritik dari berbagai kalangan, terutama generasi muda yang merasa tersinggung oleh narasi tersebut.
Saraswati mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut diambil dari podcast Antara TV Indonesia yang tayang pada Februari 2025 lalu. Menurutnya, potongan video yang viral hanya menunjukkan sebagian kecil dari wawancaranya yang berdurasi lebih dari 42 menit. Ia mengaku tidak berniat merendahkan perjuangan masyarakat, terutama anak muda yang tengah berjuang menghadapi tantangan ekonomi.
“Saya memahami bahwa kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak. Kesalahan sepenuhnya ada pada saya,” ujar Saraswati dalam video permintaan maafnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pengunduran dirinya sebagai Anggota DPR RI merupakan bentuk tanggung jawab atas pernyataan tersebut. Saraswati sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang membidangi sektor industri, pariwisata, UMKM, dan energi.
Meski mundur dari kursi legislatif, Saraswati menyatakan komitmennya untuk tetap aktif di bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat melalui organisasi-organisasi yang ia pimpin. Ia juga memastikan bahwa dana aspirasi dari dapilnya (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu) akan terus dimanfaatkan untuk program-program pelatihan kewirausahaan, bantuan alat kesehatan, dan pemberdayaan anak muda.
“Perjuangan untuk Indonesia tidak harus dilakukan dari kursi DPR. Saya akan terus berjuang dari tempat lain,” tambahnya.
Saraswati dikenal sebagai aktivis sosial, mantan presenter televisi, dan pengusaha. Ia pernah menjabat di berbagai posisi strategis di sektor swasta dan organisasi kepemudaan sebelum terjun ke dunia politik.
Sumber: Tribun